Sejarah

Universitas Hasanuddin memiliki komitmen yang besar untuk berperan aktif dalam mengembangkan industri yang berbasis pada sumber daya alam Indonesia sehingga dapat berpartisipasi dalam meningkatkan daya saing dan martabat bangsa. Selain itu, Universitas Hasanuddin juga berkomitment untuk mewujudkan fungsinya sebagai “knowledge server” agroindustri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternakan.  Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Universitas Hasanuddin telah mengembangkan sebuah Teaching Industry yang ditujukan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga terdidik dan terampil dalam bidang teknologi pengolahan serta dapat menjadi inkubator dan model dalam pengembangan industri pengolahan skala kecil dan menengah. Keberadaan Unit Teaching Industry dapat mengakselerasi peningkatan kapasitas civitas akademika dalam internalisasi (melalui kegiatan pengajaran dan penelitian) dan eksternalisasi (melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat dan pengembangan teknologi) ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat tumbuhnya industry berbasis hasil alam Indonesia, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.

Pada Tahun Anggaran 2009, Universitas Hasanuddin mendapatkan Anggaran dari Badan Anggaran Bendahara Umum Negara (BABUN) yang antara lain digunakan untuk pembangunan gedung Teaching Industry dan pengadaan peralatan pengolahan kakao, minyak, makanan ringan, dan produk hasil peternakan. Peralatan-peralatan tersebut telah digunakan dalam proses pengajaran untuk memperkenalkan dan melatih mahasiswa dalam pengolahan kakao, pemurnian minyak hasil kerajinan rakyat, pengolahan makanan kecil, pengolahan hasil perikanan, dan pengolahan hasil peternakan. Keberadaan unit Teaching Industry diharapkan dapat berperan dalam mengembangkan inovasi dalam teknologi pengolahan serta berfungsi sebagai inkubator dan model dalam pengembangan industri pengolahan yang berbasis pada sumber daya alam Indonesia.

Ketersediaan Unit Teaching Industry dengan fasilitas yang memadai merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengembangan teknologi pengolahan hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Pengembangan inovasi pengolahan produk dari hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan di Universitas Hasanuddin masih perlu dioptimalkan melalui kegiatan penelitian, pengembangan proses/produk, pengembangan inkubator teknologi pengolahan, dan pengembangan model bisnis untuk inovasi-inovasi yang potensil dikembangkan lebih jauh menjadi produk komersial. Pemilihan bidang-bidang yang akan dikembangkan pada Teaching industry diselaraskan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang menetapkan Sulawesi sebagai koridor dalam pengembangan sektor-sektor unggulan dalam bidang produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Fasilitas Teaching Industry akan bersinergi dengan unit-unit akademik, penelitian, dan pengabdian yang telah ada di Universitas Hasanuddin sehingga dapat menunjang peran Unhas dalam mendukung pengembangan agroindustri dan biofarmaka berbasis kekayaan alam Indonesia. Sekarang ini, fasilitas Teaching Industry memiliki sebelas unit yaitu unit pengolahan coklat, unit pengolahan/pemurnian minyak, unit pengolahan jus, unit pengolahan makanan ringan/snack, unit pengolahan hasil perikanan, unit pengolahan hasil peternakan, unit pengolahan madu, unit pengolahan obat-obatan herbal, unit produksi biopestisida, unit produksi biofertilizer, dan unit produksi benih tanaman. Unit-unit industri tersebut diharapkan dapat menjadi inkubator bagi pengembangan industri kecil dan menengah dalam bidang agroindustri.